Janda Bom Bali 2002 mengatakan, pembuat bom Umar Patek memohon ampun

Seorang terpidana teroris yang membuat bom yang digunakan dalam serangan mematikan di Bali telah menyerah dan memohon pengampunan dari janda salah satu korban.

Umar Patek bertemu dengan Ni Luh Erniati – yang suaminya termasuk di antara 202 orang yang tewas dalam serangan teror tahun 2002 – berlutut dengan kepala di atas kakinya dan bersumpah tidak akan kembali ke terorisme.

TONTON VIDEO DI ATAS: Pembuat bom Bali memohon pengampunan dari korban.

Tonton berita terbaru dan streaming gratis di 7plus >>

Patek memenuhi syarat untuk pembebasan bersyarat bulan lalu setelah menjalani setengah dari hukumannya dan sedang menunggu persetujuan akhir tentang apakah dia dapat dibebaskan dari penjara.

Hukuman penjaranya dipangkas karena berperilaku baik setelah dia mencela masa lalunya yang ekstremis.

Saat Jakarta menimbang apakah akan membebaskannya, Patek telah mengajukan kasusnya kepada wanita yang dijadikan jandanya.

Suami Erniati adalah kepala pelayan di Sari Club, tempat salah satu bom diledakkan pada Oktober, 20 tahun lalu.

Wanita Bali, yang memimpin yayasan Indonesia untuk penyintas serangan Bali, baru-baru ini bertemu dengan teroris yang merenggut nyawa pasangannya, mengungkapkan bahwa dia hancur saat dia menceritakan bagaimana hidupnya berubah selamanya.

“Dia menangis dan dia ingin saya memaafkannya,” katanya kepada 7NEWS.

Dia mengatakan dia tidak yakin dia akan pernah memaafkannya, dengan mengatakan prosesnya “sangat, sangat sulit”.

“Untuk saat ini, saya hanya ingin memikirkan masa depan.”

Mengingat mereka yang hilang

Di sini, di Australia, mengheningkan cipta diadakan di parlemen pada hari Rabu ketika mereka mengenang 88 warga Australia yang tewas di puncak peringatan 20 tahun tragedi itu.

Perdana Menteri Anthony Albanese memberikan penghormatan emosional kepada para korban dan orang yang mereka cintai.

“Mereka bukan pejuang dalam perang. Mereka adalah pengunjung dan penduduk lokal, ”katanya.

“Mereka berkumpul di tempat yang penuh kegembiraan karena seperti yang sudah lama dikenal dan disayangi oleh orang Australia, hanya sedikit tempat yang ramah seperti Indonesia. Namun di tengah kegembiraan itu, ada kedengkian. Teroris yang membawa kebobrokan mereka ke Bali.

“Bagi sebagian besar dari kita, apa yang terjadi pada saat itu berada di luar imajinasi.”

Mantan anggota kelompok teror Jemaah Islamiyah, dia melarikan diri dari tanah airnya setelah pengeboman klub malam Bali tahun 2002.

Perburuan selama satu dekade berakhir pada tahun 2011 ketika dia ditangkap di Abbottabad, Pakistan – kota yang sama di mana Osama Bin Laden terpojok dan terbunuh.

Pada 2012, Patek dijatuhi hukuman 20 tahun penjara atas perannya dalam serangan teror dan serangan Malam Natal 2000 di Jakarta.

Sepuluh tahun kemudian, waktu pembebasannya merupakan pukulan baru yang menghancurkan bagi keluarga korban saat mereka bersiap untuk memperingati 20 tahun serangan di bulan Oktober.

Albanese mengatakan pembebasan awal akan sulit bagi keluarga korban yang sedang berduka.

“Ini akan menambah kesusahan dan trauma yang dirasakan keluarga dari 88 warga Australia yang kehilangan nyawa dalam serangan teroris ini, terutama pada hari peringatan, dan peringatan 20 tahun akan datang,” katanya kepada Sunrise bulan lalu.

“Ini bukan hanya tentang 88 orang, kita berbicara tentang ribuan orang yang terkena trauma, yang kehilangan orang yang dicintai.

“Mereka kehilangan ibu dan ayah serta putra dan putri serta saudara laki-laki dan perempuan dalam serangan teroris ini.”

Peringatan pengeboman diperkirakan akan melihat masuknya orang ke pulau liburan.

Lebih dekat ke rumah, upacara peringatan diharapkan berlangsung di tugu peringatan Bali di Coogee, Sydney.