Pembuat bom bom Bali, Umar Patek, akan dibebaskan lebih awal menjelang peringatan 20 tahun serangan yang menewaskan 88 warga Australia

Seorang terpidana teroris yang dipenjara karena pemboman Bali tahun 2002 diperkirakan akan dibebaskan dari penjara – hampir dua bulan sebelum peringatan 20 tahun serangan tersebut.

Pada 12 Oktober 2002, bom bunuh diri ganda di dua bar di kawasan wisata Kuta, Bali merenggut nyawa 202 orang, termasuk 88 warga Australia.

Lihat lebih lanjut tentang perkembangan di pemutar video di atas

Tonton Sunrise di Channel 7 dan streaming gratis di 7plus >>

Setelah perburuan selama satu dekade, Umar Patek, 52, pada tahun 2012 dipenjara karena perannya dalam serangan itu dan dijatuhi hukuman 20 tahun penjara.

Namun, kini terpidana pembuat bom itu diperkirakan akan dibebaskan hanya dalam hitungan hari – 10 tahun lebih awal dari hukuman semula.

Patek dibebaskan lebih awal sebagai bagian dari perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia.

Meskipun Patek baru menjalani setengah dari hukumannya, para pejabat bersikeras bahwa dia telah dideradikalisasi.

Reporter 7NEWS Liam Tapper mengatakan kepada Sunrise ada beberapa faktor di balik keputusan tersebut, termasuk bahwa dia dilaporkan berperilaku baik di balik jeruji besi.

“Dia juga telah bekerja sama dengan polisi dalam penyelidikan mereka,” katanya.

“Alasan lainnya adalah dia telah membuat pernyataan publik yang berjanji setia kepada Australia, dan dia juga telah meminta maaf kepada dua orang yang kehilangan anggota keluarganya saat itu.”

Waktu pembebasannya datang sebagai pukulan telak bagi keluarga korban saat mereka bersiap untuk memperingati 20 tahun serangan di bulan Oktober.

Keluarga mengatakan berita pembebasan awal itu mengejutkan.

Upacara peringatan diharapkan berlangsung di tugu peringatan Bali di Coogee, pinggiran kota Sydney.

Penyintas Erik de Haart, yang menarik sejumlah orang dari reruntuhan klub Sari yang terbakar pada tahun 2002, mengatakan kepada Sunrise bahwa dia kecewa tetapi tidak terkejut mendengar kabar pembebasan Patek.

“Orang ini bertanggung jawab atas kematian lebih dari 200 orang, dan dia dibebaskan lebih awal karena dia anak baik di penjara? Silakan,” katanya.

“Siapapun bisa berpura-pura tapi pada akhirnya dia membuat senjata yang membunuh 202 orang termasuk 88 orang Australia, dan dia mendapat 10 tahun, apakah itu cukup?

“Apakah itu keadilan untuk 200 orang?

“Saya tidak peduli apakah dia telah dideradikalisasi atau tidak, itu bisa menjadi bagian dari suatu tindakan, tetapi pada akhirnya dia membuat senjata yang membunuh 200 orang dan tidak pantas diberikan pembebasan perilaku yang baik, ” kata de Haart.

Sementara itu, Perdana Menteri Anthony Albanese mengatakan pembebasan dini akan menyulitkan keluarga korban.

“Ini akan menambah kesusahan dan trauma yang dirasakan keluarga dari 88 warga Australia yang kehilangan nyawa dalam serangan teroris ini, terutama pada hari peringatan, dan peringatan 20 tahun akan datang,” katanya kepada Sunrise.

“Ini bukan hanya tentang 88 orang, kita berbicara tentang ribuan orang yang terkena trauma, yang kehilangan orang yang dicintai.

“Mereka kehilangan ibu dan ayah serta putra dan putri serta saudara laki-laki dan perempuan dalam serangan teroris ini.”

Perburuan selama satu dekade

Patek, mantan anggota kelompok teror Jemaah Islamiyah, melarikan diri dari tanah airnya setelah pengeboman klub malam Bali tahun 2002.

Ada hadiah $ US1 juta ($ A1,47 juta) yang diposting untuk penangkapannya.

Itu terjadi pada tahun 2011 ketika dia ditangkap di kota Abbottabad, Pakistan, kota yang sama tempat Osama Bin Laden terpojok dan terbunuh.

Patek diekstradisi kembali ke Indonesia, di mana dia diadili atas peran seniornya dalam Bom Bali serta serangan terhadap gereja di Jakarta pada Malam Natal 2000.

Patek menceritakan persidangannya bahwa dia telah membantu mencampur bahan kimia untuk bom Bali besar tetapi meremehkan perannya, bersikeras bahwa dia bukan pemain utama.